Senin, 19 November 2012

Cara efektif menurunkan panas tubuh

Demam : Kompres Dingin atau Hangat?
Demam merupakan pengalaman yang sangat tidak menyenangkan. Akibat meningkatnya suhu tubuh, badan terasa tidak nyaman, kepala terasa nyeri, menggigil, makan tidak selera, tidur tidak nyenyak, gelisah karena semua posisi tubuh rasanya salah, dibawa nonton tv malah tambah parah, dibawa ngobrol ga berubah. Kalau mau di tulis semua penderitaan yang dialami saat demam, daftarnya akan panjang sekali.


Semua kita akan sepakat, gejala sangat tidak nyaman tersebut harus segera hilang dari tubuh. Caranya?! Suhu tubuh harus diturunkan.

Untuk menurunkan suhu tubuh, kita boleh mengkonsumsi obat-obat penurun panas yang dijual bebas. Banyak macamnya, ada parasetamol, ibuprofen, dan ada yang tersedia sebagai kombinasi dengan obat batuk, obat pilek, atau dengan kafein yang membuat tubuh terasa segar.

Biasanya, setelah makan obat antipanas (antipiretik), demam akan turun. Tapi peperangan belum selesai kawan, penyebab demam harus ditemukan, kalau tidak, setelah efek antipanas hilang tubuh akan kembali demam.

Biang demam banyak jenisnya. Paling sering adalah infeksi dan letak infeksi ini bisa dimana saja di tubuh. Jika penyebab infeksi adalah bakteri atau parasit, obatnya antibiotik. Jika penyebabnya virus, obatnya perkuat daya tahan tubuh. Obat antivirus sebenarnya ada, tapi hanya untuk virus-virus tertentu seperti virus cacar air (asiklovir) dan virus flu (oseltamivir, yang belakangan digunakan juga untuk flu burung).

Dehidrasi juga dapat menyebabkan demam. Untuk mengatasinya, pemberian cairan yang cukup akan mengatasi gejala demam. Penyebab lain ada juga sih, seperti penyakit kolagen (Lupus Eritomatosus), kanker, dan metabolik (hipertiroid), tapi angka kejadiannya jarang.

Nah adakalanya demam membandel. Obat penurun panas sudah diberikan, demam hanya turun sebentar kemudian naik lagi. Sebaiknya jangan ambil resiko untuk memakan obat antipanas lebih sering dari yang dianjurkan. Biasanya, obat panas diminum selang 8 jam. Parasetamol misalnya, berefek merusak hati jika dikonsumsi berlebihan.

Jadi harus bagaimana? Kompres aja. Kompres walaupun kurang praktis dibanding obat obatan, tetapi efek sampingnya hampir tidak ada. Pertanyaannya, kompresnya pake apa?

Secara logika, tubuh yang panas mesti didinginkan. Untuk mendinginkannya tentulah dengan sesuatu yang dingin, misalnya air dingin atau air es. Maka, moyang kita dulu, kalo mengompres selalu dengan air dingin atau air es. Kebiasaan ini juga sempat dianut oleh dunia medis.

Belakangan baru diketahui, bahwa tubuh tidak pasrah begitu saja menerima kenyataan meningkatnya suhu tubuh. Ternyata di salah satu bagian otak kita (hipotalamus) terdapat pusat pengatur suhu (termoregulator). Nah, jika suhu tubuh meningkat, pusat pengatur suhu ini berusaha menurunkannya. Begitu juga sebaliknya.

Itulah sebabnya, orang demam yang dikompres dengan air dingin atau es akan lebih demam saat kompres dihentikan. Karena saat dikompres air dingin atau es, pusat pengatur suhu menerima sinyal bahwa suhu di sekitar sedang dingin, dan tubuh harus segera di hangatkan. Jadi kontra dengan yang diharapkan.

Lain halnya jika dikompres air hangat. Pusat suhu akan menerima informasi bahwa suhu sekitar sedang hangat, segera turunkan. Inilah efek yang diharapkan. Untungnya lagi, saat demam kita memang merasa kedinginan walaupun tubuh kita panas. Kompres hangat membantu mengurangi rasa dingin dan menjadikan tubuh lebih nyaman

sumber : http://www.wartamedika.com/2006/10/demam-kompres-dingin-atau-hangat.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut