Banyak orang yang berduyun-duyun mencari peluang untuk dapat diterima sebagai pegawai negeri, atau pegawai perusahaan bonafide BUMN atau swasta, tetapi sebagian kecil yang lain ada mencampakkannya. Bahkan ketika diterima disebuah lembaga keuangan paling bergensi di negeri ini, Bank Indonesia.
Karina Triasari (27) adalah sedikit dari orang-orang yang mencampakkan kemapanan itu. Majalah WK edisi khusus kali ini sengaja menampilkan kembali sosok wanita entrepreneur muda dari Yogyakarta ini agar dapat menjadi renungan kita di tahun 2009 ini. Renungan bahwa menjadi entrepreneur bukan pilihan dari orang-orang yang tidak memiliki pilihan, tetapi menjadi entrepreneur adalah sikap. Sikap untuk mandiri, merdeka lahir batin, dan memiliki ruang lebih luas untuk mencapai cita-cita dan mimpi-mimpi. Ya, hanya menjadi entrepreneurlah mimpi-mimpi itu mudah diwujudkan, karena kendali untuk memperolehnya ada di tangan kita sendiri.
Pilihan Menjadi Pebisnis
Pilihan menjadi pebisnis, menjadi entrepreneur, memang tidak semua orang suka. Selain berisiko, tantangan yang dihadapi juga sangat besar. Tantangan kerugian, kegagalan, dan banyak lainnya. Tetapi tahukah anda, bahwa di balik tantangan yang besar ada rezeki yang besar? Itulah filosofi pewirausaha. Ini pula yang mendasari Karina untuk meninggalkan pekerjaannya sebagai pegawai di Bank Indonesia.
Dengarkan alasan-alasan yang dikemukanan Karina mengapa ia memilih menjadi pewirausaha.
Pertama, Karina adalah sosok muda yang sangat menyukai tantangan. Ia, yang lulus Fakultas Ekonomi UGM dengan cumlaude dan melanjutkan S2 di Magister Managemen Rumah Sakit UGM lulus dengan sangat memuaskan telah memiliki pandangan bahwa menjadi pewirausaha adalah pilihan yang tepat. Menjadi pewirausaha adalah menjadi orang yang dengan kemampuan pikiran dan keahliannya menciptakan nilai tambah dan nilai ekonomi dari produk yang dijual atau diperdagangankan.
Karenanya, ketika ada seseorang yang memberikan kesempatan untuk menjadi investor dari bisnis yang ia gagas, iapun bersemangat ingin merealisasikan gagasan-gasan bisnisnya. Gagasan bisnis Karina sebenarnya sederhana. Ia ingin membangun galeri bisnis busana muslim bernuansa khas anak muda. Mengapa ia membidik segmen ini? Menurutnya peluang bisnis di segmen ini sangat besar, pasarnya terus tumbuh dan dari hari ke hari. Benarkah demikian. Lihat saja, apa yang diimpikan Karina seperti yang terlihat saat ini, yaitu sebuah galeri Karita Muslim Square yang ada di Jalan C Simanjuntak No73 Yogyakarta.
Menjadi entrepreneur dan mengelola galeri yang diimpikan, dengan segala masalah dan tantangannya menjadikan adrenalin bisnis Karina terus tumbuh. Ia makin piawai mengelola keunggulan produk, mendistribusikan, melakukan strategi komunikasi, bersinergi dengan media massa, menciptakan iklan yang bagus serta membina SDM yang kompeten. Naluri kewirausahaannya terus berkembang. Bisnis yang digarappun terus bertambah dan semakin banyak. Tidak hanya sekedar galeri busana muslim, tetapi merambah menjadi bisnis salon, wedding organizer, boutique, dan berbagai lini bisnis lainnya.
Tentu bagi anda yang belum pernah merasakan menjadi pewirausaha, belum dapat membayangkan bagaimana asyiknya menjadi pewirausaha. Tetapi bagi yang sudah ‘nyemplung’ menjadi pewirausaha akan terus memacu adrenalin untuk terus tumbuh dan berkembang, mejadi lebih besar, lebih banyak. Jika bekerja di Bank Indonesia, ia dapat menghitung nilai uang yang besar-besar, ia sadar uang itu bukan miliknya. Tetapi ketika ia menjadi pewirausaha, order banyak, pelanggan berdatangan. Uang melimpah. Ia sadar bahwa uang itu hasil kerjakerasnya. Menjadi pewirausaha kini bukan pilihan dari orang-orang yang tidak memiliki pilihan, tetapi sikap. Sikap menjadi manusia yang merdeka sebenar-benarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar